Koperasi Merah Putih Diluncurkan Pedagang Kecil Buntung

Daerah

Lampung Selatan,– Acara peluncuran Koperasi Merah Putih (KMP) yang di adakan di Kelurahan Way Urang Kecamatan Kalianda, tepatnya halaman Masjid Agung, bikin pedagang kecil menjerit.‎‎

Acara seremoni yang dihadiri langsung oleh Gubernur Lampung Rahmad Mirzani Djausal, Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiyanti, serta sejumlah pejabat daerah, kepala OPD, camat, dan kepala desa. Ribuan orang memadati kawasan Taman Masjid Agung Kalianda, tempat acara berlangsung megah di depan Kantor KMP Way Urang, Senin (22/7).‎‎

Jeritan hati pedagang kecil itu dirasakan akibat banyaknya pengunjung yang memesan makanan dan minuman tanpa kejelasan pembayaran, bukanya untung tapi malah buntung.

‎‎”Banyak yang datang, pesan tapi nggak tahu siapa yang bayar. Mereka rombongan, terus pergi begitu aja,” ujar salah satu sumber, yang enggan disebutkan namanya, di lokasi peresmian KMP Way Urang.‎‎

Kondisi ini membuat pedagang kebingungan. Beberapa mengaku tak sempat menagih karena pengunjung datang dan pergi secara acak, sebagian lainnya merasa sungkan karena pembeli tampak berasal dari kalangan instansi pemerintah.

‎‎”Nggak mungkin kami tagih satu-satu. Lagipula kalau mereka pakai seragam kantor, kami malah takut. Tapi rugi ya rugi,” ucap Darto (bukan nama sebenarnya), yang mengaku kehilangan potensi pemasukan hingga ratusan ribu rupiah.‎‎

Mirisnya, kegiatan yang mengusung semangat pemberdayaan ekonomi rakyat justru meninggalkan ironi yang bertolak belakang dengan tujuan koperasi itu sendiri—yakni menyejahterakan anggota dan menguatkan ekonomi lokal.‎‎

Meski demikian, para pedagang tetap menunjukkan sikap legowo. Mereka menyadari bahwa keberuntungan kadang tak selalu berpihak, bahkan di tengah peluang besar.‎‎

“Ya sudahlah, mungkin belum rezeki. Kami ikhlasin aja bang,” tutur salah satu pedagang lainnya.‎‎Kisah ini menjadi pengingat bahwa dalam setiap kemeriahan program pemerintah, ada tanggung jawab moral yang tak boleh diabaikan, menjaga keadilan ekonomi, sekecil apa pun skalanya. (rls/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *